Rabu, 20 Agustus 2014

Seputar Musikalitas


Wah kita (Social Autism) kok ditanya masalah musikalitas sama anak tipikal festival-an kemarin? Hahaha kami tidak tahu banyak soal musik bro. Kami sejujurnya masih belajar. Yah banyak sekali kekurangan kami dalam bermain musik. Kami tidak tahu apa-apa soal men-aransemen lagu, me-recycle lagu dan bermain dengan skill. Nggak percaya ini download video live concert kami disini.
Tapi kami bukan orang yang sensi atau bahkan anti terhadap kritik kalau kritik tersebut muaranya kepada membangun sepedas apapun bakal kita terima kok gak peduli itu banyakan ngejelekin, nyibir atau menghina. Hahaha Live is to short for being angry...
Kami disini hanya ingin bermain musik dan menyalurkan aspirasi kami dengan bahasa yang lebih universal (baca: lagu) terserah ente mau suka atau enggak itu hak kalian yang jelas tujuan kami jelas bermusik dengan hati bukan ingin menyebarkan pengaruh politik tapi kami hanya ingin menghibur kalian dan yang terpenting lagi kami melakukan hal yang membuat kami senang.
Kalau kalian mengharap musik yang wow megah dan sempurna ya jangan dengerin Social Autism kami sarankan kalian untuk mendengarkan Dream Theater di player kalian bukan band indie kacangan macam Social Autism ini. Hahaha
Oke bassicly kita semua ini bukan ahli dibidang musik. Nggak percaya?? Hendrik bukan vokalis berbakat dia cuma pelajar sekolah menengah biasa yang hobi menulis dan nyanyi di kamar mandi, Tiren?? Hahaha dia cuma anak rumahan nggak punya gitar elektrik tapi emang diantara kami musikalitas Tiren lebih unggul, Lah apalagi Cino, dia ini kalau latihan sering salah memainkan melody gitar, tangannya masih kaku-kaku gimana memainkan riff, dan Ruri ini pemain bass biasa yang sering lupa chord, nggak bisa chopperan, dan skill bassnya biasa-biasa aja, sedangkan Wawa adalah anak mami sejati tanya aja ke orangnya atau datengin kerumahnya. Hahaha Kami semua nggak ada kesan sangarnya sama sekali. Sudah tahukan kalau kami ini bukan siapa-siapa? Dibanding anak festival-an kalah jauh. Tetapi kami bertekad untuk terus belajar bagaimana bermain musik yang baik itu gimana. Bermain musik seperti Dream Theater kalau kata Wawa. Hahaha

Oleh :
sinAstar as Manager of @Social_Autism

Minggu, 17 Agustus 2014

Hiatus???


Beruntung sekali nasib baik memihak kami. Penggarapan album pertama Social Autism “Love & Tribute to Nagari” sudah dimulai. Biarpun agak melambat dikarenakan banyak hal non maupun teknis yang kami alami selama penggarapan ini. Tapi inilah hasil kerja keras kami selama bulan juni dan entah kenapa kami mendapat kesulitan sehingga baru di bulan juli akhir, single pertama “You’re Gonna Die” direkam dan sukses dirilis cek di http://soundcloud.com/social-autism/.
                Sial memang saya pribadi merasakan. Betapa sulitnya proses perekaman album ini. Hal paling aneh namun berkesan adalah anda sudah menciptakan 8 lagu beserta aransemennya tetepi tidak punya cukup waktu untuk merekamnya. Hahaha bagaimana perasaan anda? Menyalahkan keadaan? Saya harap tidak tapi sebagai manusia biasa saya menaruh dendam akan keadaan yang belum memihak kami.
                Kami memutuskan untuk hiatus sementara waktu sampai keadaan cukup memihak untuk setidaknya bertemu dan membicarakan masalah lagu. Malang, surabaya, bandung dan bogor adalah alasan terkuat kami memutuskan hal ini. Saya pikir para fans akan memakluminya. Haha kalau kami punya fans??? Kami masih harus kuliah dan mengejar kebiasaan umum pelajar normal sekolah menengah yang alim-alim dan tidak ceroboh (baca: sekolah tinggi agar jadi orang karir yang sukses material). Bermusik untuk sekarang lebih kami preoritaskan sebagai side-project. Terdengar tidak totalitas bukan? Haha persetan dengan totalitas toh kami band indie suka-suka dong. : )
Di awal pembentukan proyek Social Autism kan saya sudah tegaskan bahwa album ini cuma iseng-iseng belaka namun entah bagaimana kami jadi terjebak didalam keisengan ini malahan kami bertekad untuk meyelesaikannya dan kami mulai berekspektasi dan membual tentang mimpi kami di masa mendatang (masuk major label).  Hahaha terdengar seperti mustahil bukan?
                Jujur saja saya pribadi mengatakan kalau di album kami ini sangat terinfluence oleh band-band seperti Metalica, Power Metal dan tak boleh dilupakan Avenged Sevenfold band favorit semua anak smp diera kami.
                Kami awalnya mencoba beberapa variasi dari beberapa karakter bermusik band-band tersebut dan sedikit kami bawakan dengan style kami. Ya masalah skill, lirik dan aransemennya kami akui masih kalah jauh dari mereka tapi kami dengan sekuat tenaga ingin mencurahkan energi dan cinta kami kepada album ini agar pendengar bisa berdehem setidaknya “ehmmm lumayan buat ngusir tikus di rumah”. Hahaha
                Well, kami harus putuskan kemungkinan terburuk dari band ini bahwa ditahun pertamanya berdiri gagal merilis full album perdana dan masih dipending sampai musim kemarau tahun depan. Sesuatu yang epic bagi kami seperti halnya ibu yang tengah berjuang melahirkan anak pertamanya. Anda tahukan betapa susahnya kehamilan pertama tapi sekaligus menggembirakan?  Haha kami rasa kami kelihatan seperti ibu hamil sekarang ini.
                Kami hiatus itu yang bisa saya konfirmasi. Selebihnya kami akan serahkan pada semesta menuntun langkah kami yang jelas kami pasti akan menyelesaikan penggarapan album ini yang sempat tertunda. Semoga saja bisa. : )


Fuck of  Hendrik Sabtiyan
                                                                                                                                                            @oLOBeliesyko