Senin, 29 September 2014

Sela-sela Hiatus


Kami tidak lagi membicarakan hal apapun tentang band murahan kami, kami terlalu terfokus kepada rutinitas perkuliahan yang perlahan mulai mencekik kami dengan tugas, kuis, uts dan embel-embel lainnya yang se-ambrek.
Sial memang saya bahkan jadi nggak sempat setidaknya iseng-iseng nulis puisi atau syair lagu. Entah apa sebabnya? Saya juga nggak tahu atau memang saya yang tolol dalam hal memejej waktu saya...Haha  Siapa tahu?
                Tapi sungguh, jauh dari para personil lain @Social_Autism membuat saya terkadang merasa sedikit sedih. Tirenn yang merupakan teman sekaligus saingan saya dalam musikalitas sekarang di Malang kuliah bersama-sama juga dengan Wawa, Cino yang wajahnya mirip orang tionghoa di Bogor sementara Ruri di STTTelkom Bandung. Satu-satunya additional personil/Vokal yang kampusnya dekat dengan rumah paman saya yang sekarang saya tinggali adalah Vitratus tapi dia nggak bisa diharapkan karena basic dia bukan penulis lagu untuk band ini. Sialan!
Jujur saya kangen mereka. Sebelum kami memutuskan pergi ke Universitas kami masing-masing, kami adalah teman atau bahkan keluarga yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Kami suka sekali membual tentang banyak hal yang penuh dengan kekonyolan dan saya rasa itu semua begitu seru ketika saya mencoba mengingatnya kembali beberapa hari ini.
Saya masih begitu jelas ingat ketika selepas penggarapan lagu kami dari album Love n Tribute to Nagari kami berbuka puasa di rumah Tirenn dijamu layaknya tamu undangan ekslusif oleh keluarga Tirenn biarpun menunya alakadarnya tapi kami begitu senang di hari itu. Kami berlima berbuka puasa bersama-sama, tertawa bersama-sama, sembahyang bersama-sama bahkan pulang telat pun bersama-sama. Oh Tuhan, momen itulah yang paling saya rindukan sekarang...
                Hiatus memang enak ketika diucapkan, terdengar keren kan? Ketika hanya segelintir orang yang tahu maksudnya dan anda adalah salah satu bagian diantara mereka kemudian anda dengan riya’nya  mengumbar basa serapan dari bahasa latin tersebut kesemua orang agar dianggap keren dan sok bule. Haha I’m joking!
Biarpun begitu, hiatus cukup sulit untuk dijalani. Biasanya dalam penulisan lagu termasuk lirik, riff, dan intrumen lainnya saya masih bisa dibantu Tirenn dan Wawa dalam memperkaya musikalitas di beberapa bagian di tiap-tiap lagu yang kami buat tapi untuk sekarang ini saya harus mulai melakukan semuanya sendirian dan saya rasa the power of kepepet n terpaksa membuat saya lebih mandiri dari sebelumnya. Tirenn dan Wawa di Malang sementara saya di Sidoarjo-Surabaya kami tidak lagi bisa bertemu bahkan hanya untuk mengoblol atau minimal say “haii” ketika bertemu di jalan. Itulah permasalahan kami selama ini. Ya! Permasalahan selama kami hiatus adalah kami jarang ketemu bahkan setelah hiatus resmi saya umumkan beberapa dari kami belum bertemu malah. -__-
Okelah katakan saja kami yang sekarang ini sedang hiatus dalam tour-musik, acara di radio, TV, soundcloud dan undangan untuk talk show di program musik TV lokal tapi sejujurnya kami masih menaruh keinginan kuat dalam diri kami untuk tetap berkarya dalam momen-momen hiatus kami walaupun sejujurnya orang tua kamilah yang berkarya kami hanya monster kecil pemakan duit dan aset orang tua. Haha Why so serious? Toh album kami yang pertama masih 100% dibiayai orang tua kami. Tapi kedepannya kami ingin sekali bisa membangun band ini murni dengan uang kami sendiri. Semoga saja...
Saya hanya berharap musik kami didengar oleh banyak orang, kami sudah berkomitmen untuk tidak berhenti berkarya sekalipun perlahan-lahan kami mulai dicekik oleh tugas perkuliahan yang begitu banyak dan kami juga ingin menyalurkan aspirasi kami lewat musik. Kami nggak ingin terkenal tapi kami ingin dengan musik @Social_Autism ini bisa mengubah paradigma lama cara berfikir masyrakat sekarang. Ya masyarakat sekarang yang sedang bersuka-cita mendewakan budaya mainstream... Saya ingin menghibur mereka dan Saya akan tetap menulis. Titik  

Rabu, 20 Agustus 2014

Seputar Musikalitas


Wah kita (Social Autism) kok ditanya masalah musikalitas sama anak tipikal festival-an kemarin? Hahaha kami tidak tahu banyak soal musik bro. Kami sejujurnya masih belajar. Yah banyak sekali kekurangan kami dalam bermain musik. Kami tidak tahu apa-apa soal men-aransemen lagu, me-recycle lagu dan bermain dengan skill. Nggak percaya ini download video live concert kami disini.
Tapi kami bukan orang yang sensi atau bahkan anti terhadap kritik kalau kritik tersebut muaranya kepada membangun sepedas apapun bakal kita terima kok gak peduli itu banyakan ngejelekin, nyibir atau menghina. Hahaha Live is to short for being angry...
Kami disini hanya ingin bermain musik dan menyalurkan aspirasi kami dengan bahasa yang lebih universal (baca: lagu) terserah ente mau suka atau enggak itu hak kalian yang jelas tujuan kami jelas bermusik dengan hati bukan ingin menyebarkan pengaruh politik tapi kami hanya ingin menghibur kalian dan yang terpenting lagi kami melakukan hal yang membuat kami senang.
Kalau kalian mengharap musik yang wow megah dan sempurna ya jangan dengerin Social Autism kami sarankan kalian untuk mendengarkan Dream Theater di player kalian bukan band indie kacangan macam Social Autism ini. Hahaha
Oke bassicly kita semua ini bukan ahli dibidang musik. Nggak percaya?? Hendrik bukan vokalis berbakat dia cuma pelajar sekolah menengah biasa yang hobi menulis dan nyanyi di kamar mandi, Tiren?? Hahaha dia cuma anak rumahan nggak punya gitar elektrik tapi emang diantara kami musikalitas Tiren lebih unggul, Lah apalagi Cino, dia ini kalau latihan sering salah memainkan melody gitar, tangannya masih kaku-kaku gimana memainkan riff, dan Ruri ini pemain bass biasa yang sering lupa chord, nggak bisa chopperan, dan skill bassnya biasa-biasa aja, sedangkan Wawa adalah anak mami sejati tanya aja ke orangnya atau datengin kerumahnya. Hahaha Kami semua nggak ada kesan sangarnya sama sekali. Sudah tahukan kalau kami ini bukan siapa-siapa? Dibanding anak festival-an kalah jauh. Tetapi kami bertekad untuk terus belajar bagaimana bermain musik yang baik itu gimana. Bermain musik seperti Dream Theater kalau kata Wawa. Hahaha

Oleh :
sinAstar as Manager of @Social_Autism

Minggu, 17 Agustus 2014

Hiatus???


Beruntung sekali nasib baik memihak kami. Penggarapan album pertama Social Autism “Love & Tribute to Nagari” sudah dimulai. Biarpun agak melambat dikarenakan banyak hal non maupun teknis yang kami alami selama penggarapan ini. Tapi inilah hasil kerja keras kami selama bulan juni dan entah kenapa kami mendapat kesulitan sehingga baru di bulan juli akhir, single pertama “You’re Gonna Die” direkam dan sukses dirilis cek di http://soundcloud.com/social-autism/.
                Sial memang saya pribadi merasakan. Betapa sulitnya proses perekaman album ini. Hal paling aneh namun berkesan adalah anda sudah menciptakan 8 lagu beserta aransemennya tetepi tidak punya cukup waktu untuk merekamnya. Hahaha bagaimana perasaan anda? Menyalahkan keadaan? Saya harap tidak tapi sebagai manusia biasa saya menaruh dendam akan keadaan yang belum memihak kami.
                Kami memutuskan untuk hiatus sementara waktu sampai keadaan cukup memihak untuk setidaknya bertemu dan membicarakan masalah lagu. Malang, surabaya, bandung dan bogor adalah alasan terkuat kami memutuskan hal ini. Saya pikir para fans akan memakluminya. Haha kalau kami punya fans??? Kami masih harus kuliah dan mengejar kebiasaan umum pelajar normal sekolah menengah yang alim-alim dan tidak ceroboh (baca: sekolah tinggi agar jadi orang karir yang sukses material). Bermusik untuk sekarang lebih kami preoritaskan sebagai side-project. Terdengar tidak totalitas bukan? Haha persetan dengan totalitas toh kami band indie suka-suka dong. : )
Di awal pembentukan proyek Social Autism kan saya sudah tegaskan bahwa album ini cuma iseng-iseng belaka namun entah bagaimana kami jadi terjebak didalam keisengan ini malahan kami bertekad untuk meyelesaikannya dan kami mulai berekspektasi dan membual tentang mimpi kami di masa mendatang (masuk major label).  Hahaha terdengar seperti mustahil bukan?
                Jujur saja saya pribadi mengatakan kalau di album kami ini sangat terinfluence oleh band-band seperti Metalica, Power Metal dan tak boleh dilupakan Avenged Sevenfold band favorit semua anak smp diera kami.
                Kami awalnya mencoba beberapa variasi dari beberapa karakter bermusik band-band tersebut dan sedikit kami bawakan dengan style kami. Ya masalah skill, lirik dan aransemennya kami akui masih kalah jauh dari mereka tapi kami dengan sekuat tenaga ingin mencurahkan energi dan cinta kami kepada album ini agar pendengar bisa berdehem setidaknya “ehmmm lumayan buat ngusir tikus di rumah”. Hahaha
                Well, kami harus putuskan kemungkinan terburuk dari band ini bahwa ditahun pertamanya berdiri gagal merilis full album perdana dan masih dipending sampai musim kemarau tahun depan. Sesuatu yang epic bagi kami seperti halnya ibu yang tengah berjuang melahirkan anak pertamanya. Anda tahukan betapa susahnya kehamilan pertama tapi sekaligus menggembirakan?  Haha kami rasa kami kelihatan seperti ibu hamil sekarang ini.
                Kami hiatus itu yang bisa saya konfirmasi. Selebihnya kami akan serahkan pada semesta menuntun langkah kami yang jelas kami pasti akan menyelesaikan penggarapan album ini yang sempat tertunda. Semoga saja bisa. : )


Fuck of  Hendrik Sabtiyan
                                                                                                                                                            @oLOBeliesyko

Rabu, 30 Juli 2014

Social Autism


Latar Belakang,
Asal Caruban, Mejayan, Madiun, Indonesia
Genre Rock, Hard-Rock, Punk Rock
Tahun Aktif 24 Mei 2014-Selamanya
Label Non-label, Indie
Social Media Fans Page : Social Autism Twitter : @Social_Autism
Anggota
Ruri Ngantuk (Ruri Hafizh Hanafrian) Instrumen Vokalis
Hendrik Sabtiyan Instrumen Gitar, Penulis Lagu
Tirenn (Tio Renndy Winarna) Intrumen Gitar, Piano, Backing Vokal
Cino (Ardian Budi Kusuma) Instrumen Bass
Wawa (Arifian Putra Hutama) Instumen Drum, Backing Vokal
Social Autism adalah band Rock indie asal Indonesia dari Caruban, Madiun yang dibentuk tanggal 24 Mei 2014. Band ini terdiri dari vokalis Ruri Ngantuk, lead guitar Hendrik Sabtiyan, rhythm guitar Tirenn, bassist Cino dan drummer Wawa.
Band ini sudah merilis satu album “Love and Tribute to Nagari” pada tanggal 1 Agustus 2014. Album ini ditulis langsung oleh dua orang gitaris mereka.
Album
Love and Tribute to Nagari
1.       Tirani Demokrasi
2.       Euforia Asmara
3.       Cerita Cinta
4.       You’re Gonna Die
5.       Nusantara Raya
6.       Serakah

Rabu, 16 Juli 2014

Jamus


How are you doin, guys? We would like to tell you bout our newest experiece we visited Jamus “the tea garden”. It was so amazing sight! It was our first time we came to that wonderful place. It’s about 60Kilometers from our home wow that was a very long trip for us. We wanted to get more photoes but the battery of our camera was low. Here the gift... Enjoy!