Kami tidak lagi membicarakan hal
apapun tentang band murahan kami, kami terlalu terfokus kepada rutinitas
perkuliahan yang perlahan mulai mencekik kami dengan tugas, kuis, uts dan
embel-embel lainnya yang se-ambrek.
Sial memang
saya bahkan jadi nggak sempat setidaknya iseng-iseng nulis puisi atau syair
lagu. Entah apa sebabnya? Saya juga nggak tahu atau memang saya yang tolol
dalam hal memejej waktu saya...Haha Siapa tahu?
Tapi
sungguh, jauh dari para personil lain @Social_Autism membuat saya terkadang
merasa sedikit sedih. Tirenn yang merupakan teman sekaligus saingan saya dalam
musikalitas sekarang di Malang kuliah bersama-sama juga dengan Wawa, Cino yang
wajahnya mirip orang tionghoa di Bogor sementara Ruri di STTTelkom Bandung.
Satu-satunya additional personil/Vokal yang kampusnya dekat dengan rumah paman
saya yang sekarang saya tinggali adalah Vitratus tapi dia nggak bisa diharapkan
karena basic dia bukan penulis lagu untuk band ini. Sialan!
Jujur saya
kangen mereka. Sebelum kami memutuskan pergi ke Universitas kami masing-masing,
kami adalah teman atau bahkan keluarga yang tak dapat dipisahkan satu sama
lain. Kami suka sekali membual tentang banyak hal yang penuh dengan kekonyolan
dan saya rasa itu semua begitu seru ketika saya mencoba mengingatnya kembali
beberapa hari ini.
Saya masih
begitu jelas ingat ketika selepas penggarapan lagu kami dari album Love n
Tribute to Nagari kami berbuka puasa di rumah Tirenn dijamu layaknya tamu
undangan ekslusif oleh keluarga Tirenn biarpun menunya alakadarnya tapi kami
begitu senang di hari itu. Kami berlima berbuka puasa bersama-sama, tertawa
bersama-sama, sembahyang bersama-sama bahkan pulang telat pun bersama-sama. Oh
Tuhan, momen itulah yang paling saya rindukan sekarang...
Hiatus
memang enak ketika diucapkan, terdengar keren kan? Ketika hanya segelintir
orang yang tahu maksudnya dan anda adalah salah satu bagian diantara mereka kemudian
anda dengan riya’nya mengumbar basa
serapan dari bahasa latin tersebut kesemua orang agar dianggap keren dan sok
bule. Haha I’m joking!
Biarpun
begitu, hiatus cukup sulit untuk dijalani. Biasanya dalam penulisan lagu
termasuk lirik, riff, dan intrumen lainnya saya masih bisa dibantu Tirenn dan
Wawa dalam memperkaya musikalitas di beberapa bagian di tiap-tiap lagu yang
kami buat tapi untuk sekarang ini saya harus mulai melakukan semuanya sendirian
dan saya rasa the power of kepepet n terpaksa membuat saya lebih mandiri dari
sebelumnya. Tirenn dan Wawa di Malang sementara saya di Sidoarjo-Surabaya kami
tidak lagi bisa bertemu bahkan hanya untuk mengoblol atau minimal say “haii”
ketika bertemu di jalan. Itulah permasalahan kami selama ini. Ya! Permasalahan
selama kami hiatus adalah kami jarang ketemu bahkan setelah hiatus resmi saya
umumkan beberapa dari kami belum bertemu malah. -__-
Okelah katakan saja kami yang
sekarang ini sedang hiatus dalam tour-musik, acara di radio, TV, soundcloud dan
undangan untuk talk show di program musik TV lokal tapi sejujurnya kami masih
menaruh keinginan kuat dalam diri kami untuk tetap berkarya dalam momen-momen
hiatus kami walaupun sejujurnya orang tua kamilah yang berkarya kami hanya
monster kecil pemakan duit dan aset orang tua. Haha Why so serious? Toh album
kami yang pertama masih 100% dibiayai orang tua kami. Tapi kedepannya kami
ingin sekali bisa membangun band ini murni dengan uang kami sendiri. Semoga
saja...
Saya hanya
berharap musik kami didengar oleh banyak orang, kami sudah berkomitmen untuk tidak
berhenti berkarya sekalipun perlahan-lahan kami mulai dicekik oleh tugas
perkuliahan yang begitu banyak dan kami juga ingin menyalurkan aspirasi kami
lewat musik. Kami nggak ingin terkenal tapi kami ingin dengan musik
@Social_Autism ini bisa mengubah paradigma lama cara berfikir masyrakat
sekarang. Ya masyarakat sekarang yang sedang bersuka-cita mendewakan budaya
mainstream... Saya ingin menghibur mereka dan Saya akan tetap menulis. Titik